Tawas Sebagai Koagulan dalam IPAL Industri
Tawas Sebagai Koagulan dalam IPAL Industri
Tawas Sebagai Koagulan dalam Instalasi pengolahan air limbah industri
Tawas, atau dalam bahasa Inggrisnya disebut "Alum" adalah suatu kristal sulfat dari logam-logam seperti lithium, potassium, calcium, alumunium, dan logam-logam lainnya. Kristal tawas ini cukup mudah larut dalam air, dan kelarutannya berbeda-beda tergantung pada jenis logam dan suhu. Tawas telah dikenal sebagai flocculator yang berfungsi untuk menggumpalkan kotoran-kotoran pada proses penjernihan air. Selain itu, tawas juga digunakan sebagai deodorant, karena sifat antibakterinya.
Alum merupakan salah satu senyawa kimia yang dibuat dari dari molekul
air dan dua jenis garam, salah satunya biasanya Al2(SO4)3. Alum kalium, juga
sering dikenal dengan alum, mempunyai rumus formula yaitu
K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O. Alum kalium merupakan jenis alum yang paling penting. Alum
kalium merupakan senyawa yang tidak berwarna dan mempunyai bentuk kristal
oktahedral atau kubus ketika kalium sulfat dan aluminium sulfat keduanya
dilarutkan dan didinginkan.
Larutan alum kalium tersebut bersifat asam. Alum kalium sangat larut dalam air panas. Ketika kristalin alum kalium dipanaskan terjadi pemisahan secara kimia, dan sebagian garam yang terdehidrasi terlarut dalam air. Alum kalium memiliki titik leleh 900ºC. Tipe lain dari alum adalah aluminium sulfat yang mencakupi alum natrium, alum amonium, dan alum perak. Alum digunakan untuk pembuatan bahan tekstil yang tahan api, obat, dan sebagainya (http://encarta.com).
Larutan alum kalium tersebut bersifat asam. Alum kalium sangat larut dalam air panas. Ketika kristalin alum kalium dipanaskan terjadi pemisahan secara kimia, dan sebagian garam yang terdehidrasi terlarut dalam air. Alum kalium memiliki titik leleh 900ºC. Tipe lain dari alum adalah aluminium sulfat yang mencakupi alum natrium, alum amonium, dan alum perak. Alum digunakan untuk pembuatan bahan tekstil yang tahan api, obat, dan sebagainya (http://encarta.com).
Aluminiumsulfat padat dengan nama lain: alum, alum padat, aluminium alum, cake alum,
atau aluminium salt adalah produk buatan berbentuk bubuk, butiran, atau
bongkahan, dengan rumus kimia Al2(SO4)3. xH2O. tawas sebagai penjernih air
Kekeruhan dalam air dapat dihilangkan melalui penambahan sejenis bahan kimia
yang disebut koagulan. Pada umumnya bahan seperti Aluminium sulfat [Al2(SO4)3.18H2O]
atau sering disebut alum atau tawas, fero sulfat, Poly Aluminium Chlorida (PAC)
dan poli elektrolit organik dapat digunakan sebagai koagulan. Untuk menentukan
dosis yang optimal, koagulan yang sesuai dan pH yang akan digunakan dalam
proses penjernihan air, secara sederhana dapat dilakukan dalam laboratorium
dengan menggunakan tes yang sederhana (Alearts & Santika, 1984).
Prinsip
penjernihan air adalah dengan menggunakan stabilitas partikel-partikel bahan
pencemar dalam bentuk koloid. Stabilitas partikel-partikel bahan pencemar ini
disebabkan: a. Partikel-partikel kecil ini terlalu ringan untuk mengendap dalam
waktu yang pendek (beberapa jam). b. Partikel-partikel tersebut tidak dapat
menyatu, bergabung dan menjadi partikel yang lebih besar dan berat, karena
muatan elektris pada permukaan, elektrostatis antara muatan partikel satu dan
yang lainnya. Stabilitas partikel-partikel bahan pencemar ini dapat diganggu
dengan pembubuhan koagulan. Dalam proses penjernihan air secara kimia
melibatkan dua proses yaitu koagulasi dan flokulasi (Alearts & Santika,
1984).
Proses koagulasi adalah suatu proses pertumbuhan dan pencampuran
dilakukan secara tepat dari suatu proses koagulan IPAL Industri, stabilisasi dan
partikel-partikel koloid tersuspensi, serta agregasi awal dari
partikel-partikel terstabilisasi (Reynold, 1982). Partikel-partikel koloid yang
terbentuk umumnya terlalu sulit untuk dihilangkan jika hanya dengan pengendapan
secara gravitasi. Tetapi apabila koloid-koloid tersebut distabilkan dengan cara
agregasi atau koagulasi menjadi partikel yang lebih besar maka koloid-koloid
tersebut dapat dihilangkan dengan cepat (Metcalf & Eddy, 1978). Terdapat
tiga mekanisme koagulasi yaitu komponen lapisan ganda (doeble layer
compression), adsorbsi (adsorbtion) dan absorbsi oleh polimer (absorption bypolymer). Koagulasi merupakan proses penambahan bahan kimia (koagulan) yang
memiliki kemampuan untuk menjadikan partikel koloid tidak stabil sehingga
partikel siap membentuk flok. Flokulasi merupakan proses pembentukan dan
penggabungan flok dari partikel-partikel tersebut yang menjadikan ukuran dan
beratnya lebih besar sehingga mudah mengendap.
Flokulan yang digunakan untuk
penjernihan air yaitu NaOH. Hal ini karena pengotor banyak mengandung ion
positif sehingga dengan penambahan polimer yang bersifat negatif dapat mengikat
flok lebih besar dan proses pengendapan lebih cepat (Soeparman & Suparmin,
2002). PEMBAHASAN Air merupakan salah satu komponen yang sangat penting bagi
kehidupan selain udara. Makhluk hidup yang ada tidak dapat lepas dari
penggunaan air dalam kehidupannya. Namun pada akhir-akhir ini persoalan
ketersediaan air bersih menjadi suatu masalah karena banyaknya air yang telah
kerkotori oleh kontaminan. Kontaminan-kontaminan berasal dari limbah rumah
tangga dan industri. Sehingga secara kualitas, sumberdaya air telah mengalami
penurunan. Demikian pula secara kuantitas, yang sudah tidak mampu memenuhi
kebutuhan yang terus meningkat. Salah satu cara untuk menanggulangi
permasalahan ini adalah dengan pengolahan air. Terdapat tiga tahap penting pada
proses pengolahan air dengan penambahan zat kimia seperti tawas yaitu: tahap
pembentukan inti endapan, tahap flokulasi, tahap pemisahan flok dengan cairan.
Koagulasi dan flokulasi merupakan suatu proses IPAL Industri yang umum dilakukan dalam pengolahan
limbah cair industri. Koagulasi adalah proses penambahan bahan kimia ataukoagulan kedalam air limbah yang bertujuan untuk mengurangi daya tolak menolak
antar partikel koloid, sehingga partikel-partikel tersebut dapat bergabung
menjadi flok-flok kecil. Flokulasi adalah proses penggabungan flok-flok kecil
sehingga menjadi flok-flok yang lebih besar sehingga akan mudah mengendap.
Biasanya pengolahan air dengan menggunakan tawas ini, dilakukan pada awal
proses pengolahan air kotor. Tawas ditambahkan ke dalam air sehingga
menyebabkan partikel-partikel tersuspensi akan mengendap dan kemudian air dapat
diolah lebih lanjut. Salah satunya dengan proses filtrasi. Kemudian
didesinfeksi lalu dapat dikonsumsi.
Tawas merupakan alumunium sulfat yang dapat
digunakan sebagai penjernih air seperti sedimentasi (water treatment) karena
tawas yang dilarutkan dalam air mampu mengikat kotoran-kotoran dan mengendapkan
kotoran dalam air sehingga menjadikan air menjadi jernih. Tawas dikenal sebagai
koagulan didalam pengolahan air limbah. Sebagai koagulan tawas sangat efektif
untuk mengendapkan partikel yang melayang baik dalam bentuk koloid maupun
suspensi. Selain digunakan sebagai penjernih air, tawas juga dapat digunakan
sebagai zat aditif untuk antiperspirant (deodorant). Pada praktikum kali ini
akan dilakukan proses produksi tawas (alum). Tawas sendiri adalah kelompok
garam rangkap berhidrat berupa kristal dan bersifat isomorf. Tawas ini dikenal
dengan nama potassium aluminium sulfat dodekahidrat atau KAl(SO4)2.12 H2O yang
dikenal banyak sebagai koagulan didalam pengolahan air maupun limbah. Sebagai
koagulan alum sulfat sangat efektif untuk mengendapkan partikel yang melayang
baik dalam bentuk koloid maupun suspensi.
Tawas ini dipasaran dibedakan atas 2
jenis berdasarkan bentuknya, yaitu tawas butek dan tawas bening. Tawas atau
alum ini dibuat melalui dua cara yaitu : 1. Proses Bauxite Dengan proses
bauxite ini tawas dibuat langsung dari bauxite dan asam sulfat.
Dimana bauxite
mengandung kurang lebih 50% Al(OH)3. 2. Proses Al(OH)3 Dengan proses Al(OH)3
ini tawas dibuat dari Al(OH)3 yang direaksikan dengan asam sulfat membentuk
alum sulfat. Sedangkan pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan tawas dari
Al(OH)3 yang direaksikan dengan asam sulfat. Pada prosedurnya yang pertama dilakukan
adalah dengan menimbang Al(OH)3 sebanyak 100 gram dengan 300 mL air. Air ini
digunakan untuk mengencerkan tawas sehingga tawas tersebut berubah dari padatan
menjadi larutan, karena tawas dalam bentuk padatan akan sulit bereaksi dengan
asam sulfat encer. Kemudian ditambahkan 200 mL asam sulfat pekat 98% secara
perlahan-lahan dan diaduk pelan-pelan selama kurang lebih 60 menit sampai
homogen.
Penggunaan asam sulfat disini berfungsi sebagai reaktan. Proses
pencampuran tersebut dilakukan di ruang asam, hal ini dilakukan karena salah
satu bahan pembuat tawas adalah asam sulfat pekat yang merupakan zat kimia
berbahaya yang apabila terhisap dapat mengganggu kesehatan dan proses
pencampuran tersebut menghasilkan reaksi eksoterm (mengeluarkan panas) sehingga
bersifat eksplosif dan dapat meledak. Setelah semua bahan dicampurkan, kemudian
diaduk agar homogen. Setelah itu tunggu beberapa saat, kemudian cetak pada
wadah yang telah disediakan. Pada saat dikemas ke dalam wadah, tawas tidak
boleh terlalu dingin. Jika terlalu dingin, tawas akan mengkristal dan mengendap
karena kelarutannya rendah dalam suasana dingin, akibatnya tawas sulit untuk
dicetak. Untuk menguji tawas yang telah dibuat dapat dilakukan dengan
menggunakan air limbah (air yang sudah tidak jernih lagi) yaitu dengan cara
tawas ditambahkan dengan koagulan, koagulan tersebut memiliki kemampuan untuk
menjadikan partikel koloid tidak stabil sehingga partikel siap membentuk flok.
Setelah itu ditambahkan flokulan yang terbuat dari polimer, flokulan yang digunakan
untuk penjernihan air yaitu NaOH. Hal ini karena pengotor banyak mengandung ion
positif sehingga dengan penambahan polimer yang bersifat negatif dapat mengikat
flok lebih besar dan proses pengendapan lebih cepat. Lalu campuran tersebut
diaduk dan dibiarkan beberapa saat hingga kotoran-kotoran yang terdapat di air
mengendap semuanya. Tawas yang baik adalah tawas yang mampu mengikat banyak
kotoran-kotoran dan mengendapkannya sehingga air menjadi jernih.
Koagulasi adalah proses penambahan
zat kimia (koagulan) yang memiliki kemampuan untuk menjadikan partikel kolid
tidak stabil sehingga partikel siap membentuk flok (gabungan partikel-partikel
kecil)dalam IPAL Industri. Flokulasi adalah proses pembentukan dan penggabungan flok dari
partikel-partikel tersebut yang menjadikan ukuran dan beratnya lebih besar
sehingga mudah mengendap. Proses koagulasi dan flokulasi pada skala
laboratorium dilakukan dengan peralatan jar test.
Koagulasi merupakan proses penggumpalan melalui reaksi
kimia. Reaksi koagulasi dapat berjalan dengan membutuhkan zat pereaksi
(koagulan) sesuai dengan zat yang terlarut. Koagulan yang banyak digunakan
adalah tawas, kapur, dan kaporit. Dari hasil reaksi koagulan itu selanjutnya
endapan dipisahkan melalui filtrasi atau sedimentasi. Banyaknya koagulan tergantung
pada jenis dan konsentrasi ion-ion yang larut dalam air olahan serta
konsentrasi yang diharapkan sesuai dengan standar baku. Untuk mempercepat
proses koagulasi dalam ipal industri maka dilakukan pengadukan dengan static mixer
maupun rapid mixer .
Koagulan yang sering digunakan untuk mengendapkan limbah
adalah alum, feri sulfat, feri klorida, dan kapur. Alum akan bereaksi dengan
bahan yang bersifat basa dan membentuk alumunium hidroksida yang tidak dapat
larut dan mengkoagulasi partikel koloid. Kapur akan bereaksi dengan bikarbonat
dan membentuk kalsium karbonat yang akan mengendap. Kalsium karbonat yang tidak
larut akan terbentuk pada pH di atas 9,5. Garam-garam feri digunakan untuk
meningkatkan daya endap dari feri hidroksida yang akan membentuk endapan dalam
limbah dan meningkatkan laju sedimentasi dari partikel lainnya yang ada dalam
limbah tersebut. Penggunaan koagulan untuk mengendapkan fosfat pada limbah
peternakan menunjukkan hasil yang layak secara teknis dan ekonomis. Pada
limbah-limbah peternakan setiap penambahan padatan tersuspensi antara 0,5-1,0
mg/L akan meningkatkan kebutuhan bahan kimia koagulan 1 mg/L.
Proses flokulasi adalah agregasi atau berkumpulnya
partikel-partikel kecil dalam sebuah suspensi, menjadi partikel-partikel yang
lebih besar yang disebut flok. Flokulasi disebabkan oleh adanya penambahan
sejumlah kecil bahan kimia yang disebut sebagai flokulan. Flokulan dapat
dikategorikan menjadi 2 jenis yaitu flokulan organik dan flokulan anorganik. Di
antara flokulan-flokulan anorganik, garam-garam dari berbagai logam seperti
alumunium dan besi telah banyak digunakan. Flokulan organik dapat dibagi lagi
menjadi 2 jenis yaitu sintetik dan alami. Flokulan sintetik umumnya merupakan
polimer linear yang larut dalam air seperti polyacrylamide, poly(acrylic acid),
poly(diallyl dimethil ammonium chloride), poly(styrenic sulfonic acid), dan
sebagainya. Di sisi lain, pati, selulosa, alginic acid, guar gum, adalah
polimer alami yang sangat sering digunakan sebagai flokulan dalam ipal industri
Polyacrylamide (PAM), poly alumunium chloride (PAC), dan
kopolimernya merupakan polimer yang baik untuk pengolahan limbah cair industri.
PAC adalah flokulan anorganik yang sering dipakai dalam pemurnian air limbah
industri serta memiliki kemampuan dalam memurnikan limbah industri percetakan
dan pewarnaan. Kelompok PAC, PAM, dan kopolimernya merupakan polimer yang
sering digunakan dalam berbagai aplikasi. Umumnya digunakan sebagai flokulan
untuk menjernihkan air minum dan ipal industri. Dalam praktikum ini,
digunakan koagulan berupa tawas.
Tujuan dari flokulasi adalah untuk menciptakan partikel yang
lebih besar yang kompatibel dengan proses selanjutnya seperti menetap atau
flotasi. Flokulasi objektif, sebagai proses unit pengolahan air, adalah untuk
menyebabkan tabrakan antara partikel kecil.
+ komentar + 1 komentar
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan solusi Chemical yang tepat kepada Anda,mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.Harga
Terjangkau
Cost saving
Solusi
Penawaran spesial
Salam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Coagulan
Flokulan
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Garment wash
Eco Loundry
Paper Chemical
Textile Chemical
Coagulant
Flokulan,nutrisi, bakteri
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
Other Chemical
RO Chemical
Hand sanitizer
Evaporator
Oli Grease
Karung
Synthetic PAO.. GENLUBRIC VG 68 C-PAO
Zinc oxide
Thinner
Macam 2 lem
Alat-alat listrik
Posting Komentar