Instalasi Pengolahan Air Limbah (Flokulasi, Koagulasi, Sedimentasi)dengan Bahan Kimia Penjernih Air
Instalasi Pengolahan Air Limbah (Flokulasi, Koagulasi, Sedimentasi)dengan Bahan Kimia Penjernih Air
pac penjernih air
Instalasi Pengolahan Air Limbah (Flokulasi, Koagulasi, Sedimentasi)dengan Bahan Kimia Penjernih Air dalam Pengolahan Limbah Organik,Industri dan Rumah tangga
Water Treatment
Air merupakan sumber alam yang sangat penting di dunia, karena tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Air juga banyak mendapat pencemaran.Berbagai jenis pencemar air berasal dari :
- a) Sumber domestik (rumah tangga), perkampungan, kota, pasar, jalan, dan sebagainya.
- b) Sumber non-domestik (pabrik, industri, pertanian, peternakan, perikanan, serta sumber-sumber lainnya.
Water
treatment adalah bagian dari unit utilitas yang sangat vital, yaitu sebagai
unit yang berfungsi dalam pengolahan air yang digunakan untuk mendukung
kegiatan dari produksi itu sendiri antara lain untuk kebutuhan make up
cooling water, pembuatan air demin dan untuk memenuhi keperluan air
bersih dan air minum baik untuk kompleks maupun untuk pabrik itu
sendiri.Masalah air limbah tidak sesederhana yang dibayangkan karena pengolahan
air limbah memerlukan biaya investasi yang besar dan biaya operasi yang tidak
sedikit.
Untuk
itu, pengolahan air limbah harus dilakukan dengan cermat, dimulai dari
perencanaan yang teliti, pelaksanaan pembangunan fasilitas instalasi pengolahan
air limbah (IPAL) atau unit pengolahan limbah (UPL) yang benar, serta
pengoperasian yang cermat. Pada umumnya kebutuhan pabrik akan air sangat
banyak dan perlu sehingga lokasi pabrik dipilih dekat dengan sumber air.
Proses Water Treatment
Ada dua proses yang terjadi pada water treatment yaitu proses secara
umum dan proses secara khusus.
1.
Proses secara umum
Water treatment merupakan unit yang berguna
dalam pembersihan air dari air kotor menjadi air bersih, yaitu dengan cara
proses klarifikasi yaitu proses penghilangan suspended solid. Proses tersebut
dapat berjalan dengan 3 proses yaitu :
a. Proses koagulasi
Yaitu partikel koloid yang bermuatan sama dinetralisir
melalui koagulan. Reaksinya sebagai berikut :
Al2(SO4 + 3
Ca(OH)2
2 Al(OH)3 + 3 CaSO4
Tahap-tahap koagulasi:
1) Rapid mixing , yaitu adanya tumbukan menjadi netralisasi sempurna
distribusi koagulan merata.
2) Netralisasi muatan
3) Tumbukan partikel
b. Proses flokulasi
Yaitu suatu mekanisme dimana flok kecil yang sudah terbentuk dalam proses
koagulasi tadi melalui suatu media flokulan digabungkan menjadi flok yang lebih
besar sehingga cukup berat untuk bisa mengendap. Di dalamnya juga terdapat
rantai yang panjang dan banyak cabangnya yang berguna sebagai jembatan
penghubung.Hal yang dapat menyebabkan putusnya rantai tersebut adalah
pengadukan yang cepat (rapid mixing). Faktor lain yang dapat mengganggu
adalah kondisi tingkat keasaman lingkungan sekitarnya sehingga perlu
menginjeksikan chemical’s NaOH sebagai pH adjuster.
c. Sedimentasi
Dasar teori yang dipakai untuk proses sedimentasi adalah hukum stoke, yaitu
floks yang besar tersebut mengalami pengendapan. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhinya yaitu antara lain :
1) Dosis koagulan dan flokulan.
2) Mixing,
pH, temperatur, warna air baku
3) Level interface dan blowndown lumpur di klarifier.
2. Proses secara khusus
Air baku yang berasal dari sungai disebut dengan raw water intake yang
dipompa melalui unit RPA untuk diproses lebih lanjut ke unit operasi water
treating plant. Raw water intake masuk melalui bagian bawah clarifier.
Setelah itu air melalui wilayah yang disebut dengan sand filter untuk
mendapatkan perlakuan penyaringan atau filtrasi dengan menggunakan pasir (sand),
koral (gravel) dan antrasit yang berfungsi untuk menghilangkan atau
mereduksi zat tersuspensi yang terikut didalam air umpan. Secara periodik (24
jam) saringan harus di backwash untuk menghilangkan flok yang tertangkap
selama filtrasi di permukaan filter.
Air yang keluar (yang merupakan air bersih) dari sand filter kemudian
dipompakan ke tanki pengumpul (storage tank). Untuk menjaga agar pH air bersih
tersebut on specification (7,5-8,5) maka diinjeksikan NaOH liquid.
Di dalam storage tank terdapat juga kation exchanger (H2SO4),
anion exchanger (NaOH), dan mix bed (H2SO4
+ NaOH). Kemudian didapatkanlah treat water atau air bersih yang
telah dapat untuk didistribusikan.
Peralatan pada Water Treatment
Sebagai contoh untuk skala pabrik sumber air baku untuk
pembuatan airnya diambil dari air sungai. Secara singkat pengolahan air dari
sungai tersebut mengalami beberapa tahapan, adapun peralatan yang digunakan
dalam unit water treatment adalah sebagai berikut :
1) Filter
(saringan)
2) Pompa
3) Flocculator
4) Clarifier
5) Clear well
6) Sand Filter
7) Filtered Water Storage Tank
Unit-unit di atas memiliki fungsi dan prinsip kerja yang
berbeda-beda satu sama lain. Berikut ini merupakan pembahasan mengenai
unit-unit di atas yaitu antara lain :
1. Filter
Yang dimaksud dengan filter disini adalah alat
penyaringan air yang memiliki kerapatan yang cukup besar. Hal ini sesuai dengan
fungsinya yaitu untuk menyaring benda padat kasar yang terapung disekitar pompa
air, sehingga kerusakan pompa dapat terhindar akibat tersumbat. Prinsip kerja
dari filter yaitu hanya menerima air yang didistribusikan oleh pompa dan
pada filter terjadi pemisahan antara benda padat kasar dan air.
2. Pompa
Disini pompa berfungsi untuk mendistribusikan air (air
sungai) dan akan kemudian di olah kembali. Prinsip kerja dari pompa yaitu
mendistribusikan air dari sumber air dan kemudian diolah kembali oleh alat-alat
selanjutnya.
3. Flocculator
Flocculator adalah bagian yang berupa tangki dengan diameter, tinggi
dan kapasitas tertentu sesuai dengan keperluan. Prinsip kerja dari flocculator
menampung air yang didistribusikan oleh pompa kemudian koloid-koloid yang
terdapat bersama-sama dengan air dikoagulasi karena pengaruh beberapa bahan
kimia yang diberikan. Selanjutnya koloid yang berbentuk flock ini
tertinggal di flocculator kemudian airnya diproses pada alat
selanjutnya.
Air sungai yang dipompakan, sebelum masuk kedalam flocculator
maka diinjeksikan dengan berbagai macam bahan kimia, antara lain:
a. Larutan alum ( Al2SO4)
Larutan ini berfungsi untuk memperbesar ukuran
partikel-partikel koloid sehingga akan lebih mudah terbentuk floc-floc
dan mengendap. Suspensi koloid terdiri dari ion-ion bermuatan negatif
sehingga akan terjadi peristiwa tolak-menolak antar ion. Apabila ion –ion yang
bermuatan positif yang terdapat dalam zat pengendap (coagulant chemicals)
bersentuhan dengan ion-ion negatif maka akan terbentuk gumpalan berupa gelatin.
Dengan demikian
ukuran partikel akan bertambah besar sehingga dapat dipisahkan dengan cara
pengendapan. Berbagai usaha telah banyak dilakukan agar kehadiran pencemaran
terhadap air dapat dihindari atau setidaknya diminimalkan.
b. Coagulant Aid
Berfungsi untuk memperbesar partikel koloid dan membentuk floc
tank, sehingga proses pengendapan berlangsung lebih cepat dan sempurna.
Bahan kimia polimer sering dipakai sebagai koagulan. Bahan kimia polimer sering
dipakai sebagai koagulan/flokulan pembantu dalam proses flokulasi di IPA,
polimer berfungsi membantu membentuk makroflok yang akan menahan abrasi setelah
terjadi destabilisasi dan pembentukan mikroflok disebabkan oleh koagulan.
Adsorpsi koagulan pembantu pada mikroflok penting supaya makroflok dapat terbentuk.
Hal ini sangat dipengaruhi oleh karakteristik batas permukaan antara molekul
dan hal ini sangat tergantung pada komposisi air.
Sesuai dengan muatan elektrostatik dalam larutan air,
koagulan/flokulan pembantu dikelompokkan menjadi non ionogen, anion aktif dan
kation aktif. Bahan kimia pendukung lainnya yang dimaksud adalah zat kimia yang
digunakan untuk membantu berlangsungnya proses koagulasi-flokulasi. Zat ini
biasanya ditambahkan sebelum proses koagulasi dilakukan. Zat-zat tersebut
berfungsi untuk penetapan pH, sebagai zat pemberat, sebagai oksidator, sebagai
adsorben dan sebagai elektrolit.
Penetapan pH yang dimaksud adalah penetapan pH optimum untuk
koagulasi, ditetapkan untuk memenuhi persyaratan pH berada pada jangkauan yang
disyaratkan untuk setiap jenis koagulan yang digunakan. Ada beberapa zat kimia yang
digunakan untuk penetapan pH pada pengolahan air adalah :
1) Kapur CaO,
Ca(OH)2 berfungsi
untuk menaikan
pH
2) Soda abu (Na2CO3)
3) Soda api (NaOH)
4) Asam sulfat (H2SO4) , CO2 berfungsi
untuk menurunkan pH
Dengan adanya partikel-partikel
suspensi yang ditambahkan, akan terjadi tumbukan antar partikel, sehingga
terjadi aglomerasi antar partikel. Disamping tumbukan antar partikel zat ini
juga dapat meningkatkan daya adsorpsi partikel.
c. Gas Klorin
Merupakan zat pembunuh bakteri, jamur, mikroorganisme yang terdapat didalam
air. Dosis yang digunakan adalah 5 ppm. Sebelumnya digunakan kaporit (CaOCl2),
kaporit lebih baik dari pada chlorine karena dapat dengan cepat
mengendapkan lumpur sehingga air akan lebih bersih.
d. Caustic Soda (NaOH)
Berfungsi untuk mengatur pH air sungai karena pada sistem
pembentukan floc dibutuhkan kondisi dengan pH 5,5 s.d 6,2. Pemakaian
NaOH memiliki dosis standar tersendiri. Dosis yang digunakan adalah 2 sampai
dengan 5 ppm. Kondisi pH harus dijaga lebih dari 5,5 agar floc terbentuk
dan pH harus kecil dari 6,2 agar floc yang terbentuk tadi tidak akan
pecah lagi. Flocculator juga dilengkapi dengan pengaduk yang berfungsi
menghomogenkan air sungai dan bahan kimia yang telah diinjeksikan tersebut.
4. Clarifier
Clarifier berfungsi sebagai tempat pembentukan flok dengan penambahan
larutan Alum (Al2(SO4)3 sebagai bahan. Pada Clarifier
terdapat mesin agitator yang berfungsi sebagai alat untuk mempercepat
pembentukan flok. Pada Clarifier terjadi pemisahan antara air bersih
dan air kotor. Air bersih ini kemudian disalurkan dengan menggunakan pipa yang
besar untuk kemudian dipompakan ke filter. Clarifier terbuat dari
beton yang berbentuk bulat yang dilengkapi dengan penyaring dan sekat. Dari inlet pipa clarifier,
air masuk ke dalam primary reaction zone.
Di dalam primary reaction zone dan secondary
reaction zone, air dan bahan kimia (koagulan yaitu tawas) diaduk dengan
alat agitataor blade agar tercampur homogen. Maka koloid akan membentuk
butiran-butiran flokulasi. Hal ini dilakukan karena penyelesaian gravitasi
efektif daerah cenderung desain pelat sebanding dengan total luas permukaan
miring rak piring. Air yang telah bercampur dengan koagulan membentuk ikatan
flokulasi, masuk melalui return floc zone dialirkan ke clarification
zone. Sedimen yang mengendap dalam concentrator dibuang.
Hal ini berlangsung secara otomatis yang akan terbuka setiap
satu jam sekali dalam waktu 1 menit. Air yang masuk ke dalam clarification
zone sudah tidak dipengaruhi oleh gaya putaran oleh agitator, sehingga
lumpurnya mengendap. Air yang berada dalam clarification zone
adalah air yang sudah jernih. Clarifier terbuat dari beton yang
berdiameter dan dilengkapi dengan pengaduk.
Pada clarifier air terdiri dari flocculator
dipisahkan floc-floc nya dengan cara pengendapan yang disertai dengan
pengadukan berputaran rendah. Hal ini berfungsi untuk membentuk floc
(gumpalan) dari partikel yang berukuran kecil. Clarifiers terutama
digunakan dalam air limbah industri pengolahan untuk
memisahkan padatan dari limbah cair di sungai. Clarifier adalah langkah
ketiga dalam proses yang biasanya merupakan proses empat langkah untuk air dan
pengolahan air limbah. Dalam pengolahan air limbah empat langkah utama adalah
pengumpulan dan homogenisasi limbah, pH penyesuaian, klarifikasi, dan sludge
dewatering.
Peralatan klarifikasi konvensional memerlukan
permukaan yang jauh lebih besar dalam rangka penghapusan cocok dengan makanan
padat kapasitas suatu lapisan tipis clarifier. Tingkat loading dapat
diterapkan pada sebuah lapisan tipis ukuran clarifier/pemukim dengan
menggantikan daerah yang diproyeksikan untuk penyelesaian permukaan luas clarifier
konvensional. Selama proses clarification, dihilangkan juga water
hardness (air keras) yaitu garam kalsium dan magnesium yang larut dalam
air.
Hardness
dapat dikurangi dengan jalan mereaksikan zat-zat kimia yang akan mengendapkan hardness
tersebut. Air bersih hasil pengendapan dipisahkan melalui over flow di
bibir clarifier dan endapannya dibuang (blowdown) melalui bagian
bawah clarifier. Kualitas air pada clarifier dapat dikontrol di outlet
clarifier dengan parameter pH antara 5,5 s.d 6,2 kadar chlorine 0,3 s.d 1,5
ppm dan turbidity kurang dari 5 ppm.
5. Clear well
Salah satu unit bangunan di dalam TPA (instalasi pengolahan
air bersih) yang berfungsi sebagai penampung/wadah sementara (reservoir)
air hasil pengolahan. Pada beberapa instalasi, unit ini juga berfungsi sebagai
tempat pembubuhan desinfektan. Pipa transmisi adalah pipa pipa pembawa air
minum yang menghubungkan bak penampung air (clear well) dengan bak
penampung air distribusi (reservoir distribution).
Reservoir berfungsi
sebagai tempat penampungan air bersih yang telah disaring melalui filter, air
ini sudah menjadi air yang bersih yang siap digunakan dan harus dimasak
terlebih dahulu untuk kemudian dapat dijadikan air minum. Unit ini juga
digunakan sebagai waduk untuk menyimpan disaring kuantitas air yang memadai
untuk mencegah kebutuhan yang berbeda-beda untuk menilai penyaringan dengan
variasi permintaan, Pada beberapa instalasi, unit ini juga berfungsi sebagai
tempat pembubuhan desinfektan untuk menjaga kualitas air. Berbagai usaha telah
banyak dilakukan agar tidak terjadi pencemaran terhadap air. dapat dihindari
atau setidaknya diminimalkan.
6. Sand Filter
Sand Filter digunakan untuk pemurnian air. Ada tiga jenis utama;
1. Rapid (gravity) sand filters
2. Upflow sand
filters
3. Slow sand filters
Semua tiga
metode yang digunakan dalam industri di seluruh dunia. Dua yang pertama
mengharuskan penggunaan bahan kimia flocculant untuk bekerja secara
efektif. Sementara slow sand filters dapat menghasilkan kualitas air sangat tinggi bebas dari patogen, rasa dan
bau tanpa memerlukan bantuan kimia. Penyaring yang digunakan adalah rapid
sand fliter (filter saringan cepat). Sand filter jenis ini berupa
bak yang beriisi pasir kwarsa yang berfungsi untuk menyaring flok halus dan
kotoran lain yang lolos dari klarifier (clearator).
Air yang masuk ke filter ini
telah dicampur terlebih dahulu dengan klorin dan tawas. Media penyaring
biasanya lebih dari satu lapisan, yaitu pasir kwarsa dan batu dengan mesh
tertentu. Air mengalir ke bawah melalui media tersebut. Zat-zat padat yang
tidak larut akan melekat pada media, sedangkan air yang jernih akan terkumpul
di bagian dasar dan mengalir keluar melalui suatu pipa menuju reservoir. Flocculated air melewati Rapid (gravity)
sand filters luar floc dan partikel-partikel yang terperangkap di dalamnya mengurangi jumlah bakteri dan menghilangkan sebagian besar padatan. Media penyaring adalah pasir dengan karakteristik yang berbeda-beda. Di mana rasa dan bau mungkin
menjadi masalah (organoleptik dampak), sand filter mungkin termasuk
lapisan karbon aktif untuk menghilangkan rasa dan bau seperti itu.
Sand filter menjadi tersumbat dengan periode floc setelah digunakan dan mereka
kemudian dicuci backwashed atau tekanan untuk menghapus floc. Air
backwash ini dijalankan ke tank menetap sehingga dapat menyelesaikan floc
keluar dan kemudian dibuang sebagai bahan limbah. Di beberapa negara lumpur
dapat digunakan sebagai Pemeliharaan filter yang tidak memadai telah menjadi
penyebab pencemaran air minum sesekali. Sand filter kadang-kadang
digunakan dalam pengolahan limbah sebagai tahap pemolesan akhir. Dalam menyaring jebakan pasir sisa bahan
ditangguhkan dan bakteri dan menyediakan matriks fisik untuk bakteri
dekomposisi bahan nitrogen, termasuk amonia dan nitrat, ke nitrogen gas.
Dari clear well, air disaring di
sand filter yang bertujuan memisahkan kotoran halus yang terdapat dalam
air bersih dan mengurangi ion nitrat ataupun nitrit yang tidak terendapkan pada
flocculator. Untuk melihat
indikasi sand filter telah menurun dapat dimonitoring dengan pressure
drop. Untuk mengeluarkan kotoran yang tertahan pada saat
operasi maka dilakukan backwash. Air yang keluar dari sand filter diharapkan mempunyai
turbidity maksimum yaitu sebanyak 1 ppm.
7. Filtered Water Storage Tank
Air
hasil proses di sand filter kemudian ditampung di filtered water
storage tank kualitas yang diharapkan ada pada air hasil pengolahan.
Diharapkan air yang dihasilkan sudah sesuai dengan standar dan layak untuk
dikonsumsi atau diolah lebih lanjut.
+ komentar + 2 komentar
PAC atau Poly Aluminium Chloride adalah salah senyawa yang berfungsi sebagai koagulan.
Bentuknya berupa serbuk/powder yang aman dan mudah larut di dalam air, yang digunakan pada proses penjernihan air.
Pada pengolahan air, tujuan proses koagulasi adalah untuk memisahkan kontamin seperti kandungan berbentuk padat/solid yang sulit di pisahkan dengan proses Filtrasi.
Tidak membuat air menjadi keruh ketika pemakaian berlebihan.
Kami menyediakan PAC produk :
- ex Germany 25kg/sak
- ex Japan 20kg/sak
- ex China 25kg/sak
- dan lokal (Pacinesia) 25kg/sak
Kami juga menyediakan bahan kimia umum lain untuk industri.
Bersedia mengirim untuk seluruh wilayah di Indonesia.
Untuk informasi bisa menghubungi
Tommy.k(081310849918)
TERIMA KASIH
PAC atau Poly Aluminium Chloride adalah salah senyawa yang berfungsi sebagai koagulan.
Bentuknya berupa serbuk/powder yang aman dan mudah larut di dalam air, yang digunakan pada proses penjernihan air.
Pada pengolahan air, tujuan proses koagulasi adalah untuk memisahkan kontamin seperti kandungan berbentuk padat/solid yang sulit di pisahkan dengan proses Filtrasi.
Tidak membuat air menjadi keruh ketika pemakaian berlebihan.
Kami menyediakan PAC produk :
- ex Germany 25kg/sak
- ex Japan 20kg/sak
- ex China 25kg/sak
- dan lokal (Pacinesia) 25kg/sak
Kami juga menyediakan bahan kimia umum lain untuk industri.
Bersedia mengirim untuk seluruh wilayah di Indonesia.
Untuk informasi bisa menghubungi
Tommy.k(081310849918)
TERIMA KASIH
Posting Komentar